Saturday, February 18, 2012

Menunggu Keberuntungan atau Menciptakan Keberuntungan?

Soma dan Joyo adalah dua orang kakak beradik pemburu yang tinggal dipinggir hutan. Keduanya sangat rukun dan saling menyayangi satu sama lain, apalagi semenjak kedua orang tua mereka meninggal dunia. Kadang-kadang mereka berdua berburu bersama, tetapi kadang-kadang salah satu dari merekalah yang masuk ke hutan untuk berburu.

Pada suatu hari, karena persediaan makanan sudah habis, maka Soma berinisiatif untuk masuk hutan guna berburu. Maka ia berpesan pada Joyo untuk menyiapkan bumbu-bumbu serta api untuk masak. Joyo tertawa, "Ah...Abang... memang Abang bisa tangkap buruan dalam waktu singkat? Kok, sudah minta disiapkan api segala..." Tapi Soma yang wataknya sangat optimis dengan kemampuan dan keberuntungannya dengan sigap menjawab," Dik... lihat saja nanti... tak sampai tengah hari aku pasti pulang bawa buruan!"

Maka pergilah Soma masuk kedalam hutan, sekitar setengah jam dia berjalan, tiba-tiba saat menerobos semak-semak, ia hampir terperosok masuk lubang yang tersembunyi. Untung saja ia cepat-cepat berpegangan pada sebatang sulur sehingga tak jatuh. Ternyata lubang itu tak dalam tapi cukup curam dan berbatu-batu dasarnya. Soma benar-benar merasa beruntung karena ia selamat, kalau tidak ia pasti akan mengalama cidera. Saat diperhatikan lagi lubang itu, ternyata ada seekor rusa muda yang patah kakinya karena terperosok dalam lubang itu.

Maka Soma-pun turun perlahan-lahan ke dalam lubang itu. Dihampirinya rusa itu, dilihatnya cedera rusa itu sangat parah. Melihat itu, maka Soma-pun segera menyembelih hewan malang itu. Dan dengan hati-hati diangkatnya bangkai rusa itu naik untuk kemudian dibawa pulang.

Sesampainya di rumah ditunjukkannya hasil buruannya pada Joyo, adiknya. Dan dengan bangga diceritakannya keberuntungan yang menghinggapinya sehingga bisa mendapatkan daging rusa muda yang jadi kegemaran mereka. Maka hari itu pula kedua saudara itu berpesta dan tak lupa membagi daging yang ada pada tetangga-tetangganya. Dan tetntu saja tak lupa Soma menceritakan tentang keberuntungannya itu.

Saat malam telah tiba selepas menyantap daging gulai rusa, kedua bersaudara itu bercakap-cakap. " Dik.... besok kita ke lubang lagi. Aku yakin pasti ada rusa yang terjebak lagi disana." Adiknya jadi ragu, " Kak... belum tentu kan ada rusa yang terperosok lagi...." Soma hanya tersenyum mengejek," lihat saja besok.... kau tahu kan aku punya keberuntungan lebih dari kamu... jika besok di lubang itu ada rusa lagi... maka tugasmulah memanggul dan memasaknya yaaa."

Keesokan harinya kedua bersaudara itu masuk hutan, menuju ke lubang jebakan tempat Soma pertama kali menemukan rusa. dan benar kata Soma, dalam lubang itu ada seekor rusa yang lebih besar terjebak disana. Dan dengan jumawa maka di perintahkan adiknya untuk mengambil rusa itu dan memanggulnya pulang serta memasaknya. Dan merekapun kebali membagi daging ke tetangga-tetangganya. Salah seorang tetangganya kebetulan sedang kedatangan sahabatnya seorang pedagang dari kota tentu saja merasa bahagia karena dia jadi bisa menyuguhkan hidangan nikmat untuk tamunya itu. Pada saat itu yang mengantar daging adalah Joyo, maka saat si tetangga masuk untuk memasak, secara basa-basi Joyo mengajak Pak Dul bercakap-cakap. Dia bertanya berbagai hal pada Pak Dul, terutama tentang barang dagangannya. Ternyata Pak Dul berdagang macam-macam, salah satunya adalah kayu wangi yang dibelinya dari sahabat yang tetangga Joyo itu. Tiba-tiba Joyo ada ide, " Pak Dul, apakah orang kota juga suka dengan hiasan kulit binatang? Kebetulan dirumah ada beberapa karena selama ini kami hanya makan dagingnya saja." Pak Dul berfikir sejenak, " Emmm... coba bawa kesini, aku lihat dulu." Maka Joyo-pun segera berlari pulang untuk mengambil kulit rusa dari rumahnya.

Soma, kakaknya tentu heran saat melihat adiknya terburu-buru pulang. Ia pun bertanya mengapa adiknya terburu-buru pulang. Dan Joyo menjawab, bahwa ia akan menawarkan kulit rusa itu pada Pak Dul seorang pedagang. Soma hanya tertawa melecehkan, katanya, " Ah buat apa jual kulit segala, dengan keberuntunganku, kita sudah cukup makan. Kalau kita butuh beras, kan tinggal tukar dendeng dengan beras pada Pak Tani." Tapi Joyo tak memperdulikan itu, dia mengambil kulit yang sedang dijemurnya dan dibawa lagi ke tempat pak Dul. Pak Dul menerima kulit itu, dan setelah mengamat-amati secara teliti kemudian tersenyum. Ternyata dia sangat suka dan dia tahu ada rekannya di kota yang mau membeli kulit itu dengan harga mahal. Maka segera dibayarnya harga kulit rusa itu. Tetntu saja Joyo senang. saat pulang ditunjukkan uang itu pada sang kakak. Tapi Soma tak memperdulikannya. Malah ia minta Joyo untuk besok ikut dia masuk kedalam hutan lagi menengok lubang jebakan itu.

Pada keesokan harinya, kedua bersaudara itu kembali masuk hutan menuju lubang jebakan. Memang ada seekor binatang yang terjebak disana, tapi hanya seekor merak. Soma menyumpah-nyumpah karena ia mengharap ada rusa lagi disana. Dan dengan marah berbaliklah ia pulang meninggalkan adiknya. Adiknya yang melihat merak itu tiba-tiba punya ide. Dia turun ke lubang jebakan, ternyata merak itu luka kakinya. Maka dibebatnya kaki merak itu, dan dibawanya pulang untuk dirawat. Ternyata merak itu cepat sekali sembuhnya. Dan dia pergi ke rumah tetangganya tempat Pak Dul menginap. Dan dia menawarkan merak itu pada Pak Dul. Tentu saj Pak Dul antusias, karena orang kota jarang sekali yang bisa memelihara merak. Itu adalah hewan yang sulit ditangkap dan harganya amat mahal. Dia tahu ada orang kaya yang suka memelihara binatang hutan. Dan pasti orang kaya itu mau membayar mahal untuk merak itu. Maka dibelinya merak Joyo dengan harga mahal.

Sekembalinya di rumah Joyo berfikir, jika hanya mengandalkan satu lubang jebakan dan juga keberuntungan Soma saja, maka hasilnya sangatlah terbatas bahkan tak bisa diandalkan pasti dapat hewan. Maka keesokan harinya ketika kakaknya mengajak dia masuk hutan untuk menengok lubang jebakan, Joyo menolaknya, ia lebih memilih membawa sebuah cangkul dan ia masuk hutan sendirian dengan tujuan yang berbeda dengan kakaknya. Ternyata di hutan Joyo menggali beberapa lubang jebakan, yang tak lupa pula diberi tanda supaya tak ada orang yang terperosok di sana.

Seharian ia menggali lubang-lubang itu. Setelah sore baru ia pulang. Teryata Soma sudah menunggunya sambil tersenyum. Ternyata keberuntungannya membaik, ada seekor rusa dan kancil yang tertangkap di lubang jebakan itu. Tapi Soma meninggalkan kancil itu, karena dia hanya mau daging rusa saja. dan diremehkannya apa yang dikatakan Joyo setelah Joyo menceritakan apa yang dilakukan di hutan dan untuk apa hal itu dilakukan.

Keesokan harinya mereka masuk hutan lagi, tapi tujuannya tak sama, Soma pergi ke lubang jebakan yang ditemukan sedangkan Joyo pergi ke lubang jebakan yang dibuatnya. Ternyata Soma merasa tak beruntung karena yang terjebak disana hanyalah ayam hutan. Sedangkan Joyo setelah melihat semua lubang jebakannya ternyata mendapat hasil. dari 5 lubang yang digalinya, ada dua yang berhasil memerangkap hewan. seekor kelinci dan seekor kera. Maka ia pulang membawa hasil buruannya pulang, berbeda dengan Soma yang hanya menginginkan rusa, maka ayam hutan itupun dibuangnya.

Suasana malam hari kedua saudara itu berbeda, Soma nampak jengkel sambil makan sate kelinci buatan adiknya, sedangkan Joyo nampak bahagia karena ia bisa makan lauk sate kelinci, ditambah lagi dia berhasil menjual kulit kelinci, walaupun dengan harga murah pada Pak Dul dan juga seekor monyet yang juga dijual padanya.

Saat tiba waktunya Pak Dul pergi ke kota, ia berpesan pada Joyo untuk mengumpulkan kulit ataupun hewan yang bisa dijual dan menunggunya kembali ke desa Joyo. Dia berjanji sebulan sekali akan kembali ke desa itu. Ternyata benar, sebulan kemudian, Pak Dul kembali sambil membawa beberapa orang teman pedagang. Dan Joyopun menjual apa saja yang menurut dia bisa dijual, bahkan bukan hanya hewan, tapi hasil hutan yang lain yang ditemui saat dia memeriksa lubang jebakannya. Ada kalanya ia temukan madu, ada kalanya damar dan lain-lain.

Lambat laun terjadilah perbedaan mencolok dari kedua bersaudara itu. Soma dengan segala keberuntungan yang diyakininya hanya terkadang saja mendapatkan rusa, sedangkan Joyo tak perduli apakah rusa atau hewan lain yang tertangkap, maka dia selalu berfikir bahwa keberuntungan tidaklah semata-mata ditunggu, tetapi bagaimana dia mencoba menciptakan sebuah kesempatan yang secara otomatis juga menciptakan keberuntungannya sendiri.

Saya sebagai penulis meminta maaf apabila ada yang ada diantara Anda adalah pecinta lingkungan hidup atau pecinta binatang karena saya seolah memberikan gambaran tentang perusakan lingkungan bagi para pembaca. Tetapi mohon ini ditangkap secara segi positifnya saja, dengan cara menelaah cerita ini dengan bijak. Banyak nilai yang terserak didalam cerita ini dan semoga bermanfaat terutama bagi saya pribadi sebagai penulisnya. Jika kita cermati, dalam cerita ini ada sebuah nilai dimana proses pembingkaian dan pembingkaian ulang sebagai bagian penting dalam menyikapi sebuah peristiwa.

0 comments:

Post a Comment

Open Panel

Label

Blogroll

Labels